Kamis, 19 Januari 2017

Teknologi Pakan Ternak



BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

            Hijauan Makanan Ternak merupakan bahan pakan utama bagi kehidupan ternak serta merupakan dasar dalam usaha pengembangan peternakan terutama untuk ternak ruminansia seperti sapi, kerbau, kambing, dan domba. Untuk meningkatkan produktivitas ternak, salah satu factor penting yang harus diperhatikan adalah penyediaan pakan hijauan sepanjang tahun baik kualitas dan kuantitas yang cukup agar pemenuhan kebutuhan zat-zat makanan ternak untuk mempertahankan kelestarian hidup dan keutuhan alat tubuh ternak (kebutuhan hidup pokok) dan tujuan produksi (kebutuhan produksi) dapat berkesinambungan.
            Kendala utama di dalam penyediaan hijauan makanan ternak yakni produksinya yang tidak tetap sepanjang tahun. Pada saat musim penghujan, produksi hijauan makanan ternak akan melimpah, sebaliknya pada saat musim kemarau tingkat produksinya akan rendah, atau bahkan dapat berkurang sama sekali. Oleh karena itu dalam mensiasati ketersediaan hijauan makanan ternak yang tidak tetap sepanjang tahun, perlu dilakukan pengolahan atau pengawetan hijauan agar supaya hijauan pakan selalu tersedia untuk memenuhi kebutuhan ternak tersebut, ataupun dapat dengan memanfaatkan limbah pertanian untuk dapat membuat pakan ternak.






1.2 Rumusan Masalah
1.      Bagaimana cara pembuatan pakan dengan “Amofer” ?
2.      Bagaimana cara pembuatan pakan dengan “Strawmix” ?
3.      Bagaimana cara pembuatan pakan dengan “Burger” ?
4.      Bagaimana hasil akhir dari pembuatan “Amofer”?
5.      Bagaimana hasil akhir dari pembuatan “Starmix”?
6.      Bagaimana hasil akhir dari pembuatan “Burger”?

1.3  Tujuan Pengamatan
2.      Mengetahui cara pembuatan pakan dengan “Amofer”.
3.      Mengetahui cara pembuatan pakan dengan “Strawmix”.
4.      Mengetahui cara pembuatan pakan dengan “Burger”.
5.      Mengetahui hasil akhir dari pembuatan “ Amofer”
6.      Mengetahui hasil akhir dari pembuatan “ tarwmix”
7.      Mengetahui hasil akhir dari pembuatan “ Burger”






BAB II
LANDASAN TEORI

2.1  Amofer
Amofer adalah singkatan dari amoniasi dan fermentasi.  Bahan yang biasa digunakan untuk pembuatan amofer adalah jerami padi.
Amoniasi dan fermentasi jerami padi merupakan perpaduan teknologi antara teknik amoniasi dan teknik fermantasi yang dapat meningkatkan kadar protein dan daya cerna. Hal ini sesuai dengan pendapat Imam (2011) yang menyatakan bahwa amoniasi  dan fermentasi jerami padi merupakan suatu metode pengolahan jerami yang dapat memecah ikatan selulosa, hemiselulosa dan lignin sehingga jerami lebih mudah untuk dicerna.   
Apa amoniasi itu ?
Amoniasi adalah salah satu perlakuan penambahan bahan kimia pada pakan yang berserat tinggi, yaitu amonia atau urea (Wahid, 2010). Dijelaskan lebih lanjut bahwa bahan kimia seperti urea lebih disukai karena banyak tersedia sampai di pedesaan. Penggunaan urea dengan takaran tepat, cukup air, temperatur sesuai dan masa inkubasi yang cukup akan meningkatkan daya cerna jerami padi di dalam pencernaan sapi sampai10% atau lebih.
Amoniasi merupakan proses pengolahan jerami yang praktis untuk menghancurkan ikatan lignin, selulosa dan silika yang menjadi penghambat daya cerna jerami (Maspary, 2010). Dijelaskan lebih lanjut bahwa dengan amoniasi juga akan meningkatkan kandungan protein dan karbohidrat pada jerami padi. Selain itu juga akan membebaskan jerami dari kontaminasi mikroorganisme. Menurut Wahid (2010) pemberian jerami yang sudah diamoniasi dengan urea 6% pada sapi dapat meningkatkan konsumsi, daya cerna, berat badan dibandingkan dengan pemberian jerami tanpa amoniasi. Menurut (Jajo, 2009) amoniasi mampu meningkatkan nilai nutrisi pakan kasar melalui peningkatan daya cerna, konsumsi, kandungan protein kasar pakan dan memungkinkan penyimpanan bahan pakan berkadar air tinggi dengan menghambat pertumbuhan jamur.
Apa fermentasi itu ?
Untuk menjamin proses fermentasi berjalan dengan baik, bahan harus mengandung kadar air sekitar 60-70%. (Jajo, 2008).  Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerobik (tanpa oksigen). Secara umum, fermentasi adalah salah satu bentuk respirasi anaerobik, akan tetapi, terdapat definisi yang lebih jelas yang mendefinisikan fermentasi sebagai respirasi dalam lingkungan anaerobik dengan tanpa akseptor elektron eksternal (http://id.wikipedia.org, 2012).

Manfaat pembuatan Amofer Jerami Padi

            Amoniasi dapat meningkatkan kualitas gizi jerami agar dapat bermanfaat bagi ternak. Proses ini dapat menambah kadar protein kasar dalam jerami. Kadar protein kasar diperoleh dari amonia yang terdapat dalam urea (http://www.livestockreview.com, 2012). Dijelaskan lebih lanjut bahwa amonia berperan memuaikan serat selulosa.  Pemuaian selulosa akan memudahkan penetrasi enzim selulase dan peresapan nitrogen, sehingga meningkatkan kandungan protein kasar jerami.
Jerami yang telah diamoniasi memiliki nilai energi yang lebih besar dibandingkan jerami yang tidak diamoniasi (http://www.livestockreview.com, 2012).  Sebab kandungan senyawa karbohidrat yang sederhana menjadi lebih besar. Amoniasi juga sangat efektif untuk membebaskan jerami dari kontaminasi mikroorganisme dan menghilangkan aflatoksin yang ada di dalamnya.
            Dengan adanya penerapan teknologi Amoniasi dan Fermentasi (Amofer) maka jerami padi akan meningkat kualitasnya. Hal ini menyebabkan Pertambahan Bobot Badan (PBB) sapi bisa meningkat dari sebelumnya, sehingga keuntungan peternak meningkat(Hartono, 2010).

 2.2 Straw Mix

Straw mix adalah suatu produk campuran jerami dengan berbagai bahan, seperti bekatul dan molases yang berguna untuk membantu menaikkan kadar protein bahan pakan, meningkatkan konsumsi pakan dan merangsang nafsu makan ternak.

 Mengapa harus dibuat straw mix ?

Jerami merupakan bagian tanaman yang sudah tua yang memiliki kandungan lignin dan silikat yang menyebabkan daya cerna ternak ruminansi rendah. oleh karena itu perlu penambahan bahan lain untuk meningkatkan daya cerna dan meningkatkan kandungan gizi jerami sehingga di sukai ternak, seperti bekatul dan molases. 
Penggunaan bekatul dan molases tersebut berfungsi sebagai penambah rasa untuk menambah nafsu makan ternak, sekaligus sebagai bahan pengikat antara bahan jerami dengan padi dan bekatul.


2.3  Burger Pakan


Sejumlah peneliti di Fakultas Peternakan UGM, Yogyakarta di bawah  bimbingan Prof. Dr Ali Agus, DEA, Pada tahun lalu membuat makana siap saji yang kandungan nutrisinya lengkap untuk hewan ternak . Di latar belakangi oleh Bencana Gunung Merapi yang mengakibatkan ribuan ternak kehilangan sumber pakannya, Burger Pakan menjadi solusi praktis dan efektif .                             Burger Pakan Ternak ini merupakan campuran dari berbagai bahan yang di ramu sehingga kandungan nutrisinya mencukupi kebutuhan ternak dan tidak perlu tambahan pakan lain termasuk hijauan kecuali air minum . Bahannya dari jerami, dedak, tetes tebu/molasses, dan mikrobia. Kandungan jerami yang kaya serat, dedak sebagai sumber protein penghasil energy, tetes tebu dan mikrobia sebagai proses fermentasi. Tetes tebu menimbulkan aroma yang menarik , sehingga sekali telan, nutriennya sudah lengkap seperti burger.
              Kelebihan dari burger pakan ini adalah bisa  bertahan 6 bulan, bahanya sederhana, pembuatannya mudah, dan biaya relative murah. Namun begitu pula kekurangannya yaitu dalam proses pembuatanya memerlukan mikrobia yang tidak mudah di dapatkan secara umum dan dalam penyajianya setelah kantong plastik di buka maka makanan harus habis hari itu juga.





BAB III
PELAKSANAAN

3.1 Waktu dan Tempat

1.      Waktu Praktek
Pelaksanaan praktikum pembuatan pakan perencanaan usaha agribisnis Semester I di laksanakan pada tanggal 20 Desember 2016.
2.      Tempat Praktek
Pelaksanaan praktikum bertempat di Laboratorium Pengolahan Pakan STPP Magelang, Jalan Magelang – Kopeng KM 7.

3.2 Pengolahan Jerami Padi

1.      Perlakuan fisik
Merubah struktur karbohidrat pada dinding sel.
2.      Perlakuan kimia
Untuk meningkatkan kecernaan dan konsumsi.
3.      Perlakuan biologi
Untuk meningkatkan nilai nutrisi dan kecernaan dengan bantuan mikoba.





BAB IV
TAHAP PELAKSANAAN
4.1  Pembuaatan Amofer ( Amoniasi dan Fermentasi )


Bahan :
a.       Jerami padi 5 kg
b.      Starbio 30 gram
c.       Urea 30 gram
d.      Air 1 liter
e.       Kertas lakmus
f.       Larutan Aquades

Alat :
a.       Ember
b.      Timbangan
c.       Plastik
d.      Tali
e.       Gelas ukur
f.       Gunting
g.      Penggaris
h.      Spidol


  Cara Pembuatan :
a.       Menyiapkan alat dan bahan.
b.      Menimbang jerami sebanyak 5 kg, starbio 30 gram,urea 30 gram.
c.       Mencampurkan starbio dan urea tanpa menggunakan air.
d.      Menghamparkan jerami padi diatas lantai bersih, memercikkan air hingga tercampur rata mencapai kelembapan 60 %.
e.       Menambahkan campuran starbio dan urea kedalam jerami basah, lalu mengaduk hingga merata.
f.       Memasukkan campuran jerami kedalam plastik besar dengan cara sedikit demi sedikit dan dipadatkan kemudian mengikat plastik menggunakan rafia dengan memastikan benar- benar rapat.
g.      Mendiamkan selama 3 minggu untuk proses fermentasi.
h.      Membongkar dan mengangin anginkan selama ± 15 menit.
i.        Memberikannya kepada ternak



4.2  Strawmix



Bahan :
a.       Jerami Padi 3 kg
b.      Konsentrat 1 kg
c.       Molasses 1 liter
d.      Air secukupnya
e.       Kertas Lakmus
f.       Larutan Aquades
Alat :
a.       Timbangan
b.      Ember
c.       Gelas ukur
d.      Spidol




Cara Pembuatan :
a.       Menyiapkan alat dan bahan.
b.      Menimbang jerami padi sebanyak 3 kg, konsetrat 1 kg, molases 1 liter.
c.       Menghamparkan jerami diatas lantai bersih.
d.      Mencampurkan air dan molases kedalam ember.
e.       Memercikkan campuran molases dan air kedalam jerami dan menaburkan konsentrat diatas jerami.
f.       Mengaduk / mencampurkan semua bahan hingga merata dengan cara membolak-balikkan jerami.
g.      Strawmix siap diberikan kepada ternak domba/sapi.


4.3  Burger Pakan

Bahan :
a.       Jerami Padi 3 kg
b.      Konsentrat 1,5 kg       
c.       Molasses 0,5 liter
d.      Saus Burger Pakan 1 tutup botol
e.       Air secukupnya
f.       Larutan Aquades
g.      Ketas Lakmus
Alat :
a.       Timbangan
b.      Plastik
c.       Tali
d.      Ember
e.       Gelas ukur
f.       Gunting
g.      Penggaris
h.      Spidol



























Cara Pembuatan :
a.       Menyiapkan bahan dan alat.
b.      Menimbang jerami padi 3 kg, konsentrat 1,5 kg, molasses 1 liter, SBP satu tutup botol.
c.       Menghamparkan jerami padi diatas lantai bersih.
d.      Mencampurkan molasses, air dan saus burger pakan, lalu dipercikkan kedalam jerami.
e.       Menaburkan konsentrat diatas padi lalu mengaduk/mencampur hingga rata dengan cara membolak-balikkan jerami.
f.       Memasukkan campuran jerami kedalam plastik besar dengan cara sedikit demi sedikit dan dipadatkan (diinjak-injak), plastik diikat dengan tali dalam kondisi anaerob.
g.      Mendiamkan selama 3 minggu.
h.      Membongkar dan mengangin anginkan selama ± 15 menit
i.        Memberikannya untuk ternak
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1  Amoniasi Fermentasi (Amofer)
a. Bau
Pada  minggu ke 3 bau amonia menyengat, namun tidak ada bau busuk hal ini menandakan bahwa amofer yang kami buat masih bisa diberikan untuk ternak. 

b. Berat Amofer
            Berat total amofer yang kami buat  adalah 6 kg, sedangkan untuk amofer yang ditumbuhi jamur seberat 5 ons dan telah kami pisahkan sehingga amofer yang bebas dari jamur dapat diberikan untuk ternak

c. Tekstur
Pada minggu ke-3 tekstur menjadi lunak. Perubahan tekstur tersebut diakibatkan oleh adanya penguraian ikatan serat ( lignin atau selulosa ) pada jerami padi oleh amonia, sehingga tekstur dari jerami amoniasi berubah dari kasar atau keras menjadi lunak akibat adanya proses amoniasi. ya.

d. Warna
Berwarna kuning kecoklatan, perubahan warna tersebut akibat adanya penambahan amonia pada jerami padi yang diperam pada kondisi anaerob. Proses pemeraman ini berpengaruh terhadap jumlah kadar air, bau, dan warnanya, terutama bila jerami tempatkan di udara terbuka dan terkena air hujan maka akan terjadi proses pelapukan (dekomposisi).

e. Jamur
Berdasarkan pengamatan yang telah dilaksanakan pada minggu ke-3 terdapat jamur di area atas dan bawah untuk bagian tengah tidak terdapat jamur. Kondisi ini disebabkan karena kurang padatnya dalam penyimpanan amofer ke dalam kantong plastik hingga masih ada udara yang terperangkap di dalamnya.

f. PH
Pengecekan ph dilakukan dengan cara mengambil sedikit sampel dari amofer yang telah di fermentasi kemudian di masukkan kedalam gelas ukur dan beri sedikit larutan aquades sambil di aduk setelah itu cek ph dengan menggunakan kertas lakmus untuk mengetahui phnya .Dari hasil pengamatan dapat di ketahui bahwa ph  amofer yaitu  5 yang berarti asam.

g. Pengujian Palatibilitas
            Hasil dari pengamatan yang kami lakukan setelah amofer diberikan kepada ternak sapi ternyata sapi tidak menyukai amofer dan lebih memilih untuk memakan hijauan yang ada di sampingnya.



5.2  Straw Mix
            Pada  fermentasi pembuatan straw mix tidak harus di simpan terlebih dahulu, jadi bisa langsung di berikan pada ternak secara langsung. Tekstur  yang basah ,dengan aroma atau bau asam dari molases, dan warna jerami tampak coklat cerah .
Berdasarkan pengamatan yang kami lakukan, pemberian straw mix pada ternak sapi menunjukkan palatabilitas tinggi artinya straw mix langsung habis di makan.


5.3. Burger pakan

a. Bau
Pada  minggu ke 3  setelah hasil fermentsi di buka maka tampak jerami berbau asam segar ,tidak bau tengik itu tanda bahwa pakan ternak layak di berikan kepada ternak .
b. Berat Burger Pakan
            Berat total burger pakan setelah kami timbang yaitu sebesar 7,5 kg, namun ada bagian yang terdapat jamur yaitu seberat 1,5 ons.
c. Tekstur
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan tekstur dari hasil fermentasi pada minggu ke-3 tekstur tetap dan jerami tidak rusak atau hancur.
d. Warna
Berwarna coklat kehitaman atau coklat pekat. Perubahan warna tersebut akibat adanya  fermentasi penambahan molases pada jerami padi yang diperam pada kondisi anaerob. Proses pemeraman ini berpengaruh terhadap jumlah kadar air, bau, dan warnanya..
e. Jamur
Berdasarkan pengamatan yang telah dilaksanakan  terdapat jamur pada minggu ke-3. Jerami terdapat jamur di bagian atas dan bawahnya menunjukkan bahwa dalam memadatkan kurang penekanan dan dalam pengikatan kurang rapat sehingga menyebabkan timbulnya jamur pada hasil fermentasi. Pembuatan fermentasi  jerami padi tersebut berhasil karena di tunjang dengan factor lainnya yang mendukung seperti tekstur,bau dan warnanya. Sehingga burger pakan bisa diberikan pada ternak dengan memisahkan terlebih dahulu dari pakan yang ada jamurnya tadi. 
f. PH
Pengecekan ph dilakukan dengan cara mengambil sedikit sampel dari Burger yang telah difermentasi kemudian di masukkan kedalam gelas ukur dan beri sedikit larutan aquades sambil di aduk setelah itu cek ph dengan menggunakan kertas lakmus untuk mengetahui phnya .Dari hasil pengamatan dapat diketahui bahwa ph  burger yaitu  4. Dengan ph 4 ini menunjukkan bahwa burger pakan tersebut berhasil .
g. Pengujian Palatabilitas
            Menurut hasil dari pengamatan kami dengan cara memberikan burger pakan kepada ternak sapi ternyata sapi tidak begitu menyukai burger pakan yang kami buat
            Kami memberikannya pada 7 ekor sapi yang masing- masing sapi dapat menghabiskan burger pakan dalam waktu :
Sapi 1  : 8 menit                            Sapi 4 : -
Sapi 2  : 7 menit 40 detik              Sapi 5 : 8 menit
Sapi 3  : 7 menit                            Sapi 6 : 9 menit 20 detik
                                                 Sapi 7 : 10 menit




BAB VI
PENUTUP

6.1 KESIMPULAN
Dari kegiatan praktikum pembuatan pakan ternak yang kami lakukan dapat disimpulkan, bahwa :
-          Pembuatan fermentasi jerami padi sebagai pakan ternak sapi sangat baik karena dapat memanfaatkan limbah pertanian dan menambah nilai kandungan gizi pakan yang diberikan pada ternak.
-          Fermentasi jerami padi memerlukan kondisi anaerob dan apabila terdapat udara maka akan menimbulkan jamur.
-          Untuk pakan strawmix langsung diberikan pada ternak.
6.2 SARAN
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan pakan ternak diantaranya :
-          Kadar air yang digunakan harus tepat dan sesuai, sehingga fermentasi yang dihasilkan tidak berbau menyengat dan warna jerami terlihat segar.
-         Saat penyimpanan ke dalam kantong plastik hendaknya benar- benar dalam kondisi yang padat sehingga tidak ada udara  terperangkap di dalamnya yang dapat menimbulkan tumbuhnya jamur karena dalam proses fermentasi perlu suasana an aerob sehingga apabila aerob dapat menumbuhkan jamur.
-         Untuk memperoleh hasil yang baik maka hendaknya mengikuti prosedur secara benar.
sumber:











1 komentar:

  1. Hotel near Casino, Joliet - MapYRO
    Casino: 1 Casino Ave Joliet, 청주 출장마사지 IL 60464; Directions · 순천 출장안마 (815) 490-5195. 세종특별자치 출장안마 Call Now · More 제주도 출장샵 Info. Hours, Accepts Credit Cards, Attire, Wi-Fi, PokéStop  Rating: 4 · ‎1 vote 문경 출장샵 · ‎Price range: $

    BalasHapus